Press enter to see results or esc to cancel.

When Someone Lost His Empathy..

Empati adalah kemampuan memahami apa yang perasaan dan pikiran orang lain, melibatkan emosional, proses kognitif dan aspek fundamental dari interaksi sosial.  Merasakan bagaimana seseorang yang ditinggal oleh kerabatnya, mengerti bagaimana sedihnya seorang teman yang kehilangan pekerjaan kesayangannya hingga keseharian hidup yang tidak terlepas dari interaksi dengan sesama yang membutuhkan ikatan emosional.

Perasaan yang lebih dalam dari simpati adalah empati. Rasa empati terjadi ketika Anda menempatkan diri dalam posisi orang lain sehingga dapat memahami sudut pandang orang tersebut dan bisa mengambil keputusan dengan bijak.

Empati adalah privilege (keistimewaan) yang bila tidak dijaga maka dia akan pergi. Keistimewaan ini bisa kita miliki sejak kecil, semasa kecil orang-tua kita banyak memberikan kasih sayang yang bisa kita rasakan sebagai feeling. Kita dibesarkan dengan penuh perhatian dan pendekatan yang melatih kita merasa lebih baik.

Source: Quora.com

Apakah Seseorang Bisa Kehilangan Empati?

Tentu bisa, layaknya perasaan sayang dan cinta. Empati pun bisa berkurang dan hilang maka akan apa jadinya kehidupan seseorang saat dirinya kehilangan salah satu anugerah yaitu Empati.

Ada beberapa cara kamu gunakan untuk mengetahui, sejauh mana level empatimu saat ini?

Hilangnya rasa empati salah satunya disebabkan lunturnya kekeluargaan dalam masyarakat.

Cukup masuk akal bukan? Saat kamu berada diposisi Superior dan menyalahkan semua hal yang ada didepan mata kamu. Itu pertanda kamu mulai masuk ke fase Empathy Crisis yang menyebabkan kamu mudah gelisah dan cendrung menjadi seorang yang Sumbu Pendek (Pemarah).

Mengenal Narsistik Sebagai Dampak Lose Of Empathy

Saat kamu kehilangan Rasa Empati, seketika kamu akan merasa menjadi orang yang terbaik dan patut selalu dibanggakan. Karena perjuanganmu, kerja-kerasmu, kontribusimu hingga pencapaianmu yang orang lain tidak bisa lakukan.

Kamu merasa orang-orang harus melihat itu dan menganggap bahwa kamu yang lebih berhak dari siapapun, tiada yang semenderita dan sehebat kamu. Kamu merasa paling pantas berada di puncak.

Narsistik adalah kondisi gangguan kepribadian dimana seseorang akan menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi. Pengertian akan kepribadian narsistik sendiri berasal dari Yunani, ketika seseorang pemuda bernama Narcissus jatuh cinta pada bayangannya sendiri ketika tidak sengaja melihat dirinya pada kolam air.

Pengidap kepribadian narsistik biasanya merasa bahwa dirinya memiliki pencapaian yang luar biasa dan lebih baik dari orang lain dan merasa bangga secara berlebihan pada dirinya. Hal tersebut terjadi meskipun pencapaian yang dimiliki biasa saja. Pengidap narsistik juga biasanya memiliki tingkat empati yang rendah kepada orang lain, dan menganggap dirinya memiliki kepentingan yang lebih tinggi dari orang lain. Pengidap gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang mudah tersinggung dan bisa dengan mudah merasakan depresi ketika mereka di kritik oleh orang lain, meskipun mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Sumber: Halodoc.com

Saat kam menghadapi fase diatas, kamu akan menjadi seorang Narsistik. Kamu enggan menyadari bahwa kamu sudah seringkali menghukum orang-orang sekitar tentang perspektifmu. Kamu melihat dunia ini dengan cara yang sempit, dari sudut pandangmu saja.

And in the End..

Hingga pada akhirnya, kamu hanya merasakan lelah secara batin dan fisik. Pikiranmu dikacaukan dengan persoalan-persoalan sederhana yang menjadi rumit karena ketidakmampuan untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Kamu menyalahkan keadaan dan gampang merasa tersinggung bila tidak sesuai dengan skenario yang kamu inginkan.

Pada akhirnya, kamu hanya akan lelah. Lelah-selelahnya..

Namun, selalu ada waktu untuk memperbaiki apa yang salah dalam diri. Perbanyak luangkan waktu untuk intropeksi diri, mulai terbuka dengan pendapat dan saran. Latih kembali indra perasa yang sempat mati karena sibuk melihat kesalahan pada orang lain dan penting juga menjaga dengan siapa kamu bergaul.

Bila selama bergaul kamu merasa banyak dibuat merasa dan bersimpati maka itu baik untuk asupan empatimu.

Empati tentu berbeda dengan belas-kasihan, simpati dan kasih sayang. Insyaallah selanjutnya kita bahas.

Setiap kita butuh Empati, sebab melalui Empati kita merasa menjadi makhluk hidup yang benar-benar hidup.