Press enter to see results or esc to cancel.

Kekuatan Tersembunyi Lagu Sedih dan Suara Hujan..

Ketika aku mendengarkan lagu sedih, nyatanya aku tidak benar-benar sedih. Melainkan perasaan yang lebih dekat ke sukacita dan aku pun tidak begitu mengerti mengapa begitu.

Apakah ini sebuah budaya lama bila mendengarkan musik-musik melow dan sedih akan membuat seseorang menjadi lebih bergairah? Ataukah ini hanya pengalaman personalku saja yang merasa bahwa aku membutuhkan lagu sedih untuk membuatku merasa lebih baik. Apakah aku memiliki sense of musicality yang baik dibanding sebagian orang yang biasanya dimiliki para seniman dan musisi sehingga mampu mengekspresikan dukacita mereka melalui musik.

Namun, aku memang tidak pandai bermain musik. Memang tidak untuk saat ini, sebab aku tidak berpikir membutuhkannya. Namun yang terjadi pada diriku adalah seperti apa yang aku temukan pada orang-orang yang mencintai musik, menjadikan musik sebagai pasangan hidup mereka. Setiap hari berbicara dan bertukar perasaan, membangun kehangatan dan kepeduliaan.

Tapi, sepertinya aku bukan satu-satunya yang mengalaminya..

Ada fakta yang ingin ku sampaikan berkaitan dalam psychology of music preference, relasi personality dan referensi musical seseorang memiliki korelasi yang beragam. Orang-orang bisa memutar lagu-lagu menyenangkan dalam playlist mereka hingga rata-rata 175 kali dan orang-orang bisa memutar lagu sedih sekitar 800 kali dalam hidup mereka serta keterhubungan ini memperlihatkan hubungan personality seseorang terhadap lagu-lagu sedih cendrung erat dengan keindahan, keajaiban dan kesadaran tingkat tinggi yang para peneliti sebut sebagai Sublime Emotion.

Pun tidak terhitung genre musik yang tersebar di seluruh dunia yang bertemakan duka dan kesedihan. Musik blues, spanish flamenco hingga lagu-lagu sufistik maupun instrumen-instrumen menyayat hati yang dimainkan oleh Kitaro yang seringkali kita dengarkan saat masa-masa lelah dan sulit dalam hidup. Melodi-melodi yang memantik jiwa kita untuk bernyanyi sambil merindukan sesuatu yang tidak bisa kita raih dengan mudah: seseorang, tempat, khayalan dan suasana yang ingin lagi kita rasakan.

Lalu mengapa kita suka mendengarkan lagu-lagu sedih ini? Mengapa kita terkadang berperilaku aneh, menyambut dukacita yang di hampir sebagian besar dalam hidup,  kita berjuang untuk menghindarinya. Kita tidak ingin bersedih bukan? Kita selalu mencari cara untuk menyenangkan diri dan menghindari hal-hal yang seringkali membuat kita sedih. Namun yang terjadi dalam situasi ini bertindak lain, kesedihan-kesedihan yang dibawa oleh lagu yang kita dengarkan seolah kita untuk menyakiti dengan semua kesedihan yang ada, hingga akhirnya kita menyanyi dan menari diatas kesedihan kita sendiri.

Ternyata.. Ini tidak terjadi saja pada lagu-lagu yang digubah oleh seniman hidup, kita pun sangat mudah terpancing dalam khayalan yang berujung kesedihan atau rasa rindu yang tertahankan hanya karena mendengar gerimis hujan. Apakah kandungan yang ada dalam tetesan air hujan sehingga membuat kita mudah bersedih dan merasakan sukacita. Apakah benar yang dikatakan para pujangga?

Dalam hujan hanya terkadang 1% air dan 99% nya ialah kenangan.

Maka, disinilah aku mulai memahami. Musik dan kesedihan, apa yang aku rasakan dan aku harus lakukan. Bahwa kesedihan-kesedihan yang hadir dalam hidup adalah puzzle-puzzle sukacita yang harus aku mainkan. Kesedihan ku tidak akan pernah benar-benar hilang sejak puluhan tahun lalu, ia akan menetap sebagai alas keceriaan sehingga aku bisa merasakan bahagia itu dengan penuh warna. Bila tidak tahu rasanya bersedih, bagaimana aku bisa merasakan kesenangan?

Hingga Tuhan Yang Maha Esa memberikan instrumen-instumen hebatnya melalui rintihan hujan, gemercik air, suara angin di tengah malam sunyi hingga musik dari kesunyiaan itu sendiri membuatku untuk tersadar dan bersabar bahwa sedih, senang, suka dan duka sudah menjadi pasangan dan keniscayaan.

Musik dan rintihan hujan adalah pendamping yang sempurna menemani perasaan sukacita saat kita membutuhkan ruang untuk bercerita, memunculkan khayalan indah terhadap tragedi di masa lalu, romantisme manusia dalam menemukan jalannya hingga ketidak-sempurnaan masa lalu yang sering menghantui seolah memanggil untuk diingat dalam renungan. Maka, ku biarkan mereka semua bernyanyi, berbincang dalam lantunan kesunyiaan dan keakraban masa-lalu dan masa-kini.

Bahwa yang terjadi takkan bisa berubah dan apa yang akan terjadi masih menjadi misteri. Biarkan mereka saling menyapa, akrab dan melebur dalam hangatnya sukacita.

Sumber inspirasi: