The Chosen: Sang Manusia-Manusia Terpilih..
Spritual Awakening, ialah state baru disaat seseorang yang baru saja tlah melewati masa-masa terendah dalam hidupnya.
Mungkin diantara kamu adalah orang-orang yang sedang dibutuhkan alam semesta saat ini, manusia-manusia yang menjadi penghubung antar zaman, manusia-manusia yang membawa harapan dalam kecemasan dan keterpurukan, kamulah The Lightworker, The Chosen atau Manusia-Manusia Terpilih.
Semua masa berakhir dengan caranya sendiri, ditutup dengan masa senja sebelum menuju masa baru yang relevan. Diantara banyaknya cerita sejarah yang dapat mengungkapkan bagaimana kokohnya peradaban-peradaban masa-lalu namun kini hanya menjadi cerita untuk anak-cucu di masa kini; mulai dari Mesopotamia, Yunani Kuno, Mesir Kuno, Islam dan lainnya. Semua menjadi sejarah sebagai perenungan, kejayaan peradaban selalu memiliki puncak, saat puncak itu tercapai hanya selangkah lagi baginya menuju masa senja (keruntuhan).
Sejarah Singkat Terpilih
Mesopotamia adalah sebuah wilayah yang pernah mengalami kejayaan yang besar pada masa lampau. Namun, kejayaan tersebut juga diikuti dengan keruntuhan yang mendalam. Meskipun begitu, pengaruh Mesopotamia dalam sejarah dunia tetap terlihat hingga saat ini, terutama dalam bidang sains, matematika, dan teknologi.
Sang Pembawa Cahaya..
Dalam transisi dari runtuhnya suatu peradaban menuju peradaban baru, akan ada masa dimana keadaan tidak baik-baik saja. Orang-orang berperang, merampas, membunuh dan mengacaukan jagat raya. Masa itu bisa saja hari ini, peranjakan dari masa lalu saat manusia dimanjakan dengan ketersediaan dan aksesbilitas yang mudah menuju masa depan yang rumit akan futuristiknya dan penuh akan khayalan. Terjadi gesekan sosial, bencana dan teguran alam seakan kita sebagai manusia di zaman ini belum begitu saat untuk beranjak.
Masih ada ketimpangan, kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan untuk menuju masa yang lebih maju: kerakusan dan kesadaran magis merupakan citra dasar manusia-manusia yang berat untuk meninggalkan masa lalu.
Di sisi lain, lahir pula manusia-manusia yang memiliki karakteristik wasesa dan waskita. Ia manusia yang penuh hatinya dengan cinta, syukur dan semangat perbaikan. Ia manusia yang seimbang yang diamanati alam semesta untuk membawa kesadaran menuju kesadaran puncak. Mereka adalah manusia-manusia terpilih yang tidak akan menghukum keadaan sosial disekitarnya dengan caci-maki penuh kemarahan akan penyalahan. Melainkan, mereka yang akan mengambil sikap terpuji dengan membantu mengobati manusia-manusia yang ada dilingkungannya dan membawa mereka untuk bermimpi.
Manusia-manusia ini dapat dipanggil dengan sebutan “Sang Pembawa Cahaya“, bukan hanya karena mereka mampu namun mereka yang sadar bahwa mereka bisa menjadi alasan dunia dalam kedamaian. Kamu bisa nyatakan dirimu sebagai seorang Lightworker saat.
- Kamu mau bekerja untuk melayani orang lain dan planet ini.
- Punya empati tinggi, kamu sensitif dan ingin membantu orang lain.
Jika kamu meyakini bahwa membantu orang adalah kebutuhan, itu pertanda jelas bahwa kamu bagian dari mereka yang membawa “cahaya” ke dunia ini dan mengisinya dengan energi positif. Banyak komunitas spiritual percaya “cahaya” terdiri dari “High Vibration” seperti cinta, syukur, dan kegembiraan. Melalui bentuk-bentuk energi inilah membantu “mengangkat” getaran planet ini sehingga tidak terjebak dengan “Low Vibration” seperti keegoisan, ketakutan, dan kemarahan.
What is a Sacred Empath? A Sacred Empath is a Light Worker, a Healer, a Way Shower and part of an army of sweet Souls who have incarnated on earth here and now to bring healing, love and light to a world in transition.
Lightworker memiliki empati yang suci (Sacred Empath), sebab saat mereka beranjak tumbuh, saat alam menempanya dengan keterpurukan maka Tuhan pula menurunkan ilmu kebijaksanaan dalam masa-kebangkitan mereka (the turning point). Maka, kamu yang membaca tulisan ini, alam semesta membawamu membaca ini.
The Role in Society
Kehadiranmu membawa vibrasi yang baik bagi semesta, yang orang-orang pun bisa merasakan bahwa kamu sedang membawa pesan yang benar. Kamu bisa memperhatikan sekitar, intuisimu bekerja dengan sangat baik, apa yang terjadi dan apa yang bisa kamu berikan. Peranmu cukup menjadi bagian dari solusi, bukan menjadi bagian dari masalah. Kamu tidak harus mengatakan apa yang terjadi memang sudah kehendak Sang Pencipta, melainkan kamu datang dengan samurai terbaik yang kamu asah dengan pengalaman hidup untuk mempertajam cara berpikir orang-orang bahwa hidup yang mereka jalani adalah hidup yang bisa diperjuangkan dan diubah.
Bila di lingkunganmu memiliki banyak masalah yang sulit kamu urai, namun kamu ingin menyelesaikannya. Cobalah secara perlahan dengan membangun kesadaran-kesadaran sekitar, kamu bisa mempelajari bahwa biasanya ada 3 jenis kesadaran yang hidup di masyarakat:
- Kesadaran Magis
Tingkat kesadaran terendah pada diri manusia, kemiskinan, kesusahan, segala persoalan sulit yang kita alami dan terjadi semua adalah takdir. Mindset pemikiran yang menganggap bahwa semua sudah begini adanya; tidak terelakkan. Maka pade fase ini segeralah kita bangkit karena kita hanya akan merasa sia-sia dalam menjalani hidup ini. - Kesadaran Naif
Tingkat kesadaran lebih baik, sense of social kita sudah aktif. Kita merasakan ada yang salah dan keliru dan mendeteksi adanya persoalan yang butuh resolusi. Tingkat kesadaran kita tlah dapat membangun diskusi dengan orang-orang, tapi belum sampai pada tahap memahami realitas secara mendalam true act of knowing. Kita mampu memahami masalah yang mereka alami, namun bisa saja kita cenderung untuk menyepelekan dan tidak mengujinya secara cermat. Sehingga kita sangat rentan dimanipulasi oleh elit politik lewat propaganda, slogan atau mitos. Nah, pada fase ini sebagian besar kita anak muda sering berada. - Kesadaran Kritis
Tingkat kesadaran terbaik, kita berpikir dan mengeksekusi pikiran tersebut dengan tindakan nyata. Melakukan sesuai kebutuhan dan porsi kita dalam memberi peran dan pada fase ini kita dapat mengatakan bahwa inilah fase yang dibutuhkan pada usia muda. - Selebihnya kamu bisa baca melalui tulisan ini: https://blog.lombokit.com/beri-kontribusi-untuk-desa-mulai-darimana/
Akhirulkallam..
Akhir dari tulisan ini, kamu tidak perlu kantor untuk bekerja, kamu tidak perlu fasilitas untuk berbuat yang kamu butuhkan ialah hati dengan empati dan niat yang mulia untuk membawa kebaikan, meski sekecil apapun itu bagimu. Butterfly Effect: Hal Kecil Kita Lakukan Hari ini, Berdampak Besar di Masa Depan
Comments
Leave a Comment