Tekhnologi Ibarat Tuhan?
Dalam abad ke 21 ini kita tidak bisa mengelak bahwa kita memang berada dalam dunia yang dikelilingi “tekhnologi“. Ya kita semua mengetahui tekhnologi telah menjadikan semua orang menjadi masyarakat yang butuh akan hal tersebut. Tekhnologi telah berhasil menjadikan dirinya sebagai perumpamaan “Tuhan“. Mengapa ? jelas timbul dalam pertanyaan kita mengapa tekhnologi di ibaratkan seperti Tuhan. Mungkin kita bisa menjawab hal tersebut atau mungkin ada yang tak menerima pernyataan ini tetapi kita melihat fakta- fakta yang memang tak bisa kita pungkiri bahwa pengaflikasi-an Tekhnologi ibarat Tuhan jelas saja terjadi. Salah satu contoh adalah pembuatan robot manusia, yaitu robot yang diciptakan oleh salah seorang yang bernama David Hanson, robot tersebut diberi nama“Shopia“ yang di kembangkan oleh Hanson Robotic. Ia didesain untuk dapat belajar dan beradaptasi dengan tingkah laku manusia dan bekerja bersama manusia. Shopia memiliki Kecerdasan Buatan (Al), Visual data processing, dan fitur pengenal wajah. Shopia dapat meniru gestur dan mimik muka manusia, menjawab pertanyaan sederhana serta mengobrol dengan manusia. Shopia menjadi robot pertama yang mendapatkan hak warga negara di negara Arab Saudia, ia diberikan hak warga negara pada ‘‘Future Investment Initiative‘‘ di ibukota Arab Saudi, Riyadh. Shopia juga menjadi bintang tamu dalam acara talk show ‘‘Tonight Show with Jimmy Fallon‘‘ dan berinteraksi lewat Humor dengan sang komedian. Artificial Intelegence (Al) / kecerdasan Buatan yang dimiliki Sophia mampu menganalisa dan mengekstrak data percakapan yang membuat Shopia dapat mengembangkan kosakatanya (Jakarta Post).
Sangat hebat sekali tekhnologi pada zaman sekarang, manusia bisa membuat Human-Robot dari tekhnologi itu sendiri. Memang Tuhan lah yang menciptakan manusia dan manusia yang mengembangkan pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan kepada nya. Kini manusia memang telah terjerat oleh tekhnologi bahkan tak mampu untuk di pisahkan dari kehidupan mereka. Memang ada dari sebagian orang yang memiliki benteng kuat agar tidak terlalu terjerumus ke dalam dunia tekhnologi tetapi walaupun demikian kita bisa mengatakan bahwa hampir semua orang mengibaratkan Tekhnologi menjadi suatu Kebu (Tuhan) utama. Padahal kita menyadari bahwa kebutuhan yang paling benar adalah kebutuhan akan Tuhan. Bayangkan saja, ketika kita bangun tidur aktivitas apa yang kita lakukan ? “Lihat Handphone“. Ketika kita sedang bertemu dengan kawan lama kita sibuk dengan gadget yang kita miliki, ketika berkumpul dengan orang tua yang seharus nya memang memiliki waktu untuk kita berikan justru kita menjadikan handphone sebagai sekat antara pertemuan yang seharus nya berlangsung dengan penuh canda tawa. Sepenuh nya kita tidak bisa menyalahkan tekhnologi karena tekhnologi memberikan dampak yang baik untuk kehidupan kita.
Dengan tekhnologi memang memudahkan kita untuk mendapatkan informasi, hiburan, bahkan berbelanja pun dapat kita lakukan. Tetapi coba pikirkan dengan mudah nya kita mendapatkan informasi lantas apa fungsi dari perpustakaan ? apa manfaat dari buku-buku yang di tulis oleh penulis handal ? apa sebaiknya kita hilangkan saja perpustakaan ? karena dengan tekhnologi kita tinggal menulis informasi yang kita inginkan pasti akan kita dapatkan. Sungguh hal tersebut benar-benar membuat manusia menjadi malas dan manja untuk melakukan suatu aktivitas. Kita pun tak bisa menolak bahwa tekhnologi pun menjadikan kita sebagai seseorang yang seakan-akan amnesia akan Tuhan. Dengan handphone bisa membuat apa saja bahkan aplikasi Al-Quran pun bisa termuat dalam handphone tersebut, sangat praktis. Tapi bukankah Kitab Al-Quran lebih baik untuk kita pegang dan baca daripada menggunakan aplikasi Al-Quran ? semua orang memiliki persepsi yang berbeda-beda akan hal ini, namun jangan sampai kita melupakan Kitab Allah yang seharus nya menjadi teman untuk keseharian kita. Seakan-akan dengan tekhnologi masyarakat di sekeliling kita sudah tak ada artinya lagi, kita lupa bahwa ternyata orang-orang yang sebenarnya berada di dekat kita harus kita prioritaskan. Ketika terjadi interaksi dengan teman yang jauh sangat akrab sekali dan berjanji untuk bertemu, namun ketika pertemuan itu terjalin kita masih saja sibuk dengan handphone kita. Tekhnologi memuat apa saja yang kita butuhkan. Berdoa berjam-jam saja kita terkadang malas tetapi kalau memegang hp berjam-jam bahkan semalaman suntuk banyak yang sanggup untuk melakukannya. Apa maksud akan hal tersebut ? semoga kita disini sebagai manusia yang cerdas dalam menggunakan tekhnologi bisa memanfaatkan tekhnologi secara benar dan sadar. Benar maksud nya disini adalah kita menggunakan tekhnologi sesuai dengan peraturan, jangan seenak nya saja menggunakan tekhnologi sesuai dengan keinginan kita dan sadar berarti manusia memang harus nya sadar dan tahu bahwa walaupun mereka sedang memanfaatkan tekhnologi mereka wajib akan kewajiban hakiki yang sudah berada dalam diri mereka.
Yuk tukarkan ide dan gagasan kalian tentang tulisan ini. Setiap orang berhak berpendapat bukan ? Share your mind !
Comments
1 Comment
Wah tulisannya berat tapi sangat berbobot. Pesan moral yang disisipkan pun cukup mendalam. Pada era ini, bila kita tidak batasi diri, segala kemungkinan negatif cendrung merubah pola dan sikap kita secara pribadi dan sosial.
Salah satu penyakit baru lahir dari masifnya perkembangan teknologi yg d sebut ‘Pyscho-Pass’ , kecendrungan untuk memantau tingkah-laku manusia dg teknologi. Mungkin next bisa di berikan contoh lain dari sisi negatif dan positif teknologi.
Leave a Comment