Cara Media Francis Mengolok-olok Islam
Minggu ini, media massa dan sosial dihebohkan dengan issu pelecehan agama yang dilakukan media politik Francis yang memuat karikatur sosok suritauladan bagi ummat islam yaitu Rasululloh Muhammad SAW menjadi lelucon yang menimbulkan polemik dan kontroversial. Jelas, apapun alasannya tindakan seperti ini tidak bisa dibenarkan dan ditoleransi sebagai cara “kebebasan berpikir”. Charlie Hebdo adalah media mingguan yang memuat satire, laporan, polemik dan leluncon dengan nada provokatif dan sikap anti-agama.
Asal Mula
Tercatat, sebanyak 3x media ini mengunggah halaman depan yang memperolok Nabi Muhammad SAW. Tepatnya pada tahun 2006 dengan meriliis tajuk utama yang menyinggung dan menyakiti ummat islam di seluruh dunia. Semenjak penerbitan halaman yang memuat karikatur Nabi Muhammad SAW yang memantik aksi kecaman dari beberapa negara, serangan dan teror pun berdatangan ke kantor media ini.
Umat Muslim berbaris di Paris pada 11 Februari 2006 menentang penerbitan karikatur Muhammad. Sebuah tanda dengan lingkaran “Charlie Hebdo” yang dilingkari dan dicoret dipasang di bagian tengah atas gambar.
Kecintaan ummat islam terhadap rasulnya merupakan syarat untuk dapat menjadi seorang muslim. Meyakini dan mengamalkan suri tauladan para Nabi & Rasul merupakan rukun iman. Namun, ada saja cara manusia-manusia yang tak berakal menguji kecintaan ummat islam kepada rasulNya.
Gambar sampul Charlie Hebdo 3 November 2011, diubah namanya menjadi Charia Hebdo (” Sharia Hebdo”). Kata balon menunjukkan Muhammad berkata, “100 cambukan jika kamu tidak mati tertawa!”
Sebagai tanggapan, Presiden Prancis Jacques Chirac mengutuk “provokasi terang-terangan” yang dapat mengobarkan emosi ummat beragama. Masjid Agung Paris , Liga Muslim Dunia, dan Persatuan Organisasi Islam Prancis (UOIF) menggugat, mengklaim bahwa edisi kartun tersebut berisi kartun rasis. Edisi berikutnya berisi pernyataan sekelompok dua belas penulis yang memperingatkan terhadap Islam.
Seolah tidak jera, 5 tahun setelahnya. Media ini kembali membuat ramai dunia dengan kembali menggunggah sampul yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW dengan rasa bangga atas dasar kebebasan berpendapat.
For Your Information
Francis dan sebagian negara Uni-Eropa yang menganut demokrasi liberal yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Berpendapat memiliki regulasi dalam mempermudah pemenuhan hak-hak dasar rakyatnya khususnya dalam menyampaikan pendapat. Namun akan hal ini, banyak polemik hadir dengan adanya kebebasan tanpa ada pembatasan ruang. Buruknya, kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat berubah menjadi ujaran kebencian (hate speech) dan penyebaran berita palsu. Parahnya, ujian kebencian dan berita bohong semakin mudah menyebar akibat perkembangan teknologi. Sebaran ujaran kebencian dan informasi palsu telah merambah hingga ke kanal-kanal platform online, media sosial, bahkan aplikasi layanan pesan. Hal ini menimbulkan keresahan bagi komunitas global seperti Uni Eropa melihat tren ini.
Majalah yang dicetak mingguan ini beredar dengan sampul yang melecehkan agama Islam dengan nyata yang tentunya menimbulkan reaksi yang semakin memuncak terhadap ummat islam. Pada
November 2011, kantor surat kabarini dibom api dan situs resminya diretas. Serangan tersebut diduga dipicu terkait dengan keputusannya untuk mengganti nama edisi 3 November 2011 menjadi “Charia Hebdo“, dengan nama Muhammad terdaftar sebagai “pemimpin redaksi”. Sampulnya, yang menampilkan kartun Nabi Muhammad SAW yang mengatakan: “100 cambukan jika kamu tidak mati tertawa” telah beredar di media sosial selama beberapa hari. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Tahun 2012 Kembali Berulah
Pada September 2012, seperti tidak pernah bangkit dari kebodohannya, surat kabar itu menerbitkan serial kartun satire tentang Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan dengan amat jorok. Mengusik kesabaran hati ummat islam.
Ya Allah, engkau yang mencipta, menjaga dan memelihara alam semesta dan semuanya yang merupakan penciptanMu. Tunjukkan kami jalan yang lurus itu lurus dan kekuatan untuk menjalaniNya serta tunjukkan kami jalan yang buruk itu buruk dan kekuatan untuk menghindarinya.
Hingga hari rabu, 02 September 2020 media ini mencetak kembali majalah yang menampilkan belasan kartun yang mengejek Nabi Muhammad SAW seolah tidak percaya bahwa Allah SWT akan memberi peringatan kepada kaum atau golongan yang memperolok kekasihNya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Pesan Untuk Kita
Pesan untuk kita untuk kejadian-kejadian yang menunjukkan keberadaan orang-orang dzolim dan munafik yang coba menghancurkan islam. Orang-orang seperti ini tidak akan pernah habis sampai pada masa Nabi Isa datang ke bumi kedua kalinya untuk memaksa setiap manusia memeluk islam.
Bahkan saat Rasululloh masih hidup, orang-orang munafik sudah ada disekeliling nabi. Mereka mencampurkan dirinya diantara sahabat-sahabat yang menjaga rasul dan ini semua adalah bagaimana cara Allah SWT memperlihatkan kita skenario demi skenarionya.
Yang harus kita yakini dan lakukan lebih, mempelajari lebih jauh lagi tentang Rasululloh beserta sunnah-sunnahnya. Salah satu cara merepresentasikan kecintaan adalah dengan mengikuti semua pesan dan menjauhi larangannya. Dan yakin dan percaya, semata-mata sebagai makhluk Allah SWT bahwa Allah SWT yang Maha Pencipta tidak akan membiarkan siapapun menyakiti dengan memperolok kekasihnya Rasululloh SAW, dengan adanya kita ataupun tidak. Allah SWT akan menunjukkan kuasaNya.
Allohumma inna na’u dzubika min jahdil bala-i, wa darokisysyaqoo suu-il qodhoo-i, wa syamaatatil a’daa-i.
Comments
Leave a Comment