Peran Teknologi Untuk Kemajuan Desa

Secara dasar saya ingin sedikit introducing diri saya, saya memang sejak di jenjang Sekolah Menengah sangat menyukai komputer dan lainnya yang berkaitan dengan teknologi. Saat itu saya sering menonton film-film teknologi dan akhirnya rajin mampir ke warnet walau hanya sekedar untuk browsing apa yang menarik hari ini. Saya cendrung suka dengan Analysist: kegiatan yang membutuhkan nalar dan analogi untuk menghasilkan solusi alternatif untuk sebuah persoalan dan karena itu saya mendalami System Analyst. Namun, menjadi seorang analyst rasanya perlu di lengkapi dengan kemampuan teknis yaitu dapat menerjemahkan pikiran dalam bahasa yang di mengerti komputer yang kami sebut Bahasa Pemrograman.

Kini, usia saya masuk 21 tahun. Saya menginisiasi sebuah Komunitas Lokal yang dapat menghimpun teman-teman muda yang memiliki ketertarikan sama dengan saya yaitu di Teknologi. Dan akan selalu menyenangkan ketika kita berkumpul dengan teman-teman yang se-visi dengan kita. Awalnya saya mengembangan komunitas tersebut untuk mempermudah bagi teman-teman yang memiliki keterbatasan dalam belajar tentang pemrograman, jaringan, multimedia dan robotika, juga ada kecemasan pribadi saya selama menjadi seorang praktisi IT, saya pernah merasakan di manfaatkan habis-habisan oleh segelintir orang dengan kemampuan saya dan dari situ saya merasa pentingnya ada komunitas sebagai kekuatan hukum untuk menjaga kekayaan intelektual teman-teman ketika berhadapan dengan dunia kerja. Perlu ada pembimbingan untuk memberi pemahaman sebagai modal dasar saat berinteraksi dengan partner kerja di lapangan.

Dari komunitas tersebut saya dan bersama teman-teman komunitas mampu melahirkan perusahaan teknologi (startup) yang kami garap sebagai bentuk penyaluran hobi kami yang menghasilkan. Diantaranya ada Agromina.id, MaxDrone Lombok, Smart Media Creatif dan Sentra Solah. Secara prinsip semua perusahaan yang kami rintis tersebut kami gerakkan sebagai bentuk penyaluran hobi kami melalui berkolaborasi dengan beberapa sektor yang ada di daerah bahkan dengan komunitas lainnya.

Koran Terbitan Lombok Post (8 Mei 2020)

Lapak Desa (LaDes) adalah satu diantara produk digital yang kami kembangkan bersama kolaborasi lintas sektor untuk sebagai bagian dari solusi di masa pandemi sekarang ini. Produk digital ini, kami harapkan dapat bermanfaat kepada masyarakat yang kini kesulitan membeli kebutuhan pokoknya dan para pedagang kecil yang tidak tahu dimana harus menjual produknya karena pasar di tutup dengan adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dari pemerintah. Sebagai bentuk social-responsibility kami sebagai anak muda yang punya skill yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama maka sangat berat rasanya kalau hanya diam diri tanpa berusaha hadir memberi solusi untuk persoalan yang ada.

Tawarkan Ide Untuk Desa

Tidak perlu menunggu untuk menjadi mahir tentunya untuk berbagi keilmuan kita sebagai bentuk pengabdian kita kepada desa. Walau itu meski hanya dengan menyampaikan apa yang kita tahu karena bisa jadi apa yang kita sampaikan menjadi jalan keluar untuk persoalan yang ada. Semacam question research, penelitian berlandasan pertanyaan saya yang selama ini saya coba jawab sendiri dengan wawasan dan pemahaman saya. Hmmm, mungkin ada yang merasakan, ingin berkontribusi untuk desa, ingin membantu desa dengan expertise kita namun kemudian kita menjadi malas untuk melakukannya disebabkan ketidak lancaran dan ketidak menyenangkan: ribet, ruwet, lama dan menjengkelkan di internal desa. Pernah merasakan itu? Jika iya, kita sama-sama merasakannya, saya sudah merasakannya dari beberapa waktu yang lalu. 

Memang akan ada tantangan lain ketika kita mesti masuk ke suasana internal desa yang birokratif, prosedural dan terkesan lamban. Padahal secara dasarnya inovasi yang kita tawarkan, turun dari kesadaran masyarakat sendiri merupakan inovasi yang punya potensi kesesuaian manfaat dengan situasi yang sedang terjadi. 

Nah, ada sedikit tips dari saya ketika teman-teman berada pada situasi itu. Pertama, sampaikan saja terlebih dahulu ke pihak desa, bila ada rekan atau keluarga yang ada akan menjadi lebih memudahkan untuk berhasilnya inisiatif yang teman-teman tawarkan. Kedua mulai dari diri sendiri dan kelompok kecil di desa, memang tidak selalu ide & gagasan itu bisa di terima langsung, maka jalankan sesuai prosedural dengan melibatkan teman-teman muda. Mulai saja dulu, biasanya desa akan bereaksi setelah ada hasil kreatif yang di rasakan dan di lihat dampaknya. Ketiga, diskusikan dengan senior yang ada di sekitar yang kita rasa dapat mewujudkan ide tersebut walau tanpa melalui dukungan desa. 

Teknologi Tepat Guna Untuk Desa

Kembali ke pemanfaatan Teknologi, konsep pembangunan daerah selalu di awali dengan memulai membangun desa karena jika desa sudah berdedikari maka daerah akan merasakan dampak yang signifikan dengan kemandirian yang di hasilkan. Meski saya seorang antusias IT, saya juga punya ketertarikan di bidang lainnya dan karena itu saya rasa teknologi sangat mempermudah saya untuk mempelajari bidang lainnya.

Lalu apa saja ide rill yang bisa kita tawarkan untuk membangun desa? Sekarang kembali ke teman-teman, bagi yang memiliki dasar IT maka ada beberapa sektor yang bisa teman-teman intervensi.

Kebudayaan

Manusia yang berbudaya, cinta budayanya.

Sejauh ini penulis sudah merilis 2 aplikasi kebudayaan yang sudah dapat di gunakan sebagai media pembelajaran. Aplikasi ini saya kembangkan untuk menjawab sulitnya dalam mencari referensi untuk belajar budaya sasak. Beberapa aplikasi itu di antaranya:

Kamus Sasak
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.haqiqi_studio.kamussasak

Ensiklopedia Sasak
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.haqiqi_studio.ensiklopediasasak

Saya rasa tidak perlu jelaskan detil aplikasinya, kalau di buka teman-teman akan tahu apa isinya. Yap, saya asli orang Lombok walau separuh darah saya mengalir darah Jawa. Saya mencintai budaya sasak karena budaya ini menjadi kekayaan di tempat saya. Yang saya lakukan untuk menunjukkan kecintaan saya adalah dengan mengembangan media pembelajaran untuk mempermudah generasi setelah saya untuk belajar budaya sasak yang saat ini cukup sulit untuk mendapatkan dokumentasi dan referensinya. Teman-teman bisa lakukan hal yang sama berdasarkan expertise (keahlian) teman-teman, yang suka seni bisa mengembangan komunitas seni untuk desa atau bergabung di komunitas yang sudah ada. Yang senang olahraga, bergabung dengan Tim Olahraga desa dan ikut berpartisipasi dengan kegiatan-kegiatan yang di laksanakan.

Pendidikan

Peran teknologi dalam dunia pendidikan sangat banyak. Mengembangankan media pembelajaran yang interaktif kini harus di kolaborasikan dengan teknologi, mempermudah proses belajar mengajar di desa terpencil dapat di jawab dengan teknologi intranet. Kemudian perkembangan hari ini mengarah kepada padu-padan teknologi sebagai akselerasi dunia pendidikan. Pelajar harus bersiap dan berlatih tentang teknologi sedari muda agar tidak Gap Tek (Gagap Teknologi) yang menyulitkan dirinya sendiri kedepan. So, what are you waiting for? Just starts with small step. Mulailah dulu dengan menyampaikan pemahaman Teknologi teman-teman ke adik-adik di desa, ajari mereka bagaimana komputer bekerja, apa saja periferal yang di butuhkan dan skill lainnya yang sangat menunjang pembekalannya di dunia kerja seperti desain, pemrograman, jaringan, troubleshooter dan sebagainya. Awal dengan lingkungan terdekat, keluarga, kerabat hingga masyarakat desa secara luas. Keberhasilan kita menjadi seorang yang berilmu adalah saat kita berhasil menghasilkan generasi-generasi lebih baik melalui bidang yang kita kuasai untuk kehidupan mereka dan kemajuan desa.

Kesehatan

Dunia kesehatan hari ini juga tidak lepas dari pemanfaatan teknologi, mulai dari nano-bot untuk medis dan operasi, machine-learning untuk mempermudah pengambilan keputusan dari kasus komplek kesehatan. 

Sadar atau tidak, bagi kita yang memiliki satu saja kemampuan yang bisa di andalkan akan menjadi tanggung-jawab yang besar ketika kita tahu apa yang kita ketahui sebenarnya dapat menjadi jalan keluar bagi orang lain. Melalui keilmuan kita, jangan ukur kecil atau besarnya, tahu atau mahirnya semuanya akan sangat bermanfaat bila kita amalkan. 

Percuma kita hidup jika kita tidak menjadi manusia yang berilmu, percuma kita berilmu jika kita tidak mengamalkannya, percuma kita beramal jika kita tidak ikhlas melakukannya. 

Maka, mulai dari sekarang. Mainkan peranmu, kecil besar itu adalah bentuk kontribusi nyata kita untuk desa dan lakukan semua dengan ikhlas. Semua yang kita harapkan akan di bayar lebih di akhirat kelak yaitu ilmu yang bermanfaat.

Semoga Bermanfaat..

 

Harry Sunaryo

An IT Enthusiast. Founder Sanggar IT Lombok, Agromina.id. System Analyst. Programmer. Writer on Lombokit.com.

View Comments

Recent Posts

Merencanakan yang Terbaik untuk Anak..

Setelah menikah, mimpi yang di idam-idamkan adalah hadirnya seorang anak dan kita mengerti bahwa anak…

8 months ago

Journey: Being Father is My Dream ✨

It's been long time, senang bisa menyapa semuanya, siapa-saja, bahkan yang hanya buka blog ini…

1 year ago

Seperti Cerita Kekaisaran Mongol..

Niki sato tumindi-tumindian masarakat babagan Kekaisaran Mongol sing diwreprésèntasikaké ing pangelingan duwé dua anak mudang…

2 years ago

The Chosen: Sang Manusia-Manusia Terpilih..

Spritual Awakening, ialah state baru disaat seseorang yang baru saja tlah melewati masa-masa terendah dalam…

2 years ago

Ayah, Aku Mau Klarifikasi..

It's been ages since you are not here. I never know how to solve my…

2 years ago

Siapa Orang ini? Yang Menginspirasi Siapa Saja..

Nyatanya, saya tidak butuh banyak waktu untuk terinspirasi. Saya tidak tahu tentang dia sebelumnya bahkan…

2 years ago