Categories: Tulisan

Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0

Zaman semakin berkembang, dunia semakin sempit dan tak terbatas. Kini makhluk hidup di bumi bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan melainkan hadirnya robot-robot super canggih yang sungguh menyerupai manusia.

Di era Revolusi Industri 4.0, manusia tidak dapat lagi mengandalkan apa yang disebut “Otot”, sebab fungsinya dengan begitu mudah digantikan mesin otomatis. 

Jauh sebelum masa ini datang, pada abad ke-18 Revolusi Industri di Eropa dengan ditemukannya Mesin Uap yang merubah metode produksi pada masa itu yang menggunakan tenaga manusia dan hewan beralih ke penggunaan mesin, penemuan dalam bidang otomotif seperti kereta api dan di bidang pelayaran seperti mesin kapal ikut mendorong terjadinya Revolusi Industri yang kemudian dikenal dengan Revolusi Industri 1.0.

Revolusi Industri menjadi titik awal perubahan peradaban dunia karena hampir segala aspek seperti sosial-budaya, ekonomi dan politik dipengaruhi oleh revolusi ini. Kemudian, di era perkembangan yang kedua yaitu pada Revolusi Industri 2.0 mulai ditemukan alat-alat yang memanfaatkan sumber arus listrik seperti lampu kemudian ditemukannya alat yang menjadi cikal bakal lahirnya Gadget yang sudah menjadi kebutuhan di era milenial seperti sekarang ini yaitu Telegraf.

Pada masa inilah alat penghantar pesan ini yang kemudian menjadi awal mula perkembangan ponsel yang pada awalnya dipergunakan untuk kebutuhan militer. Pada masa ini tingkat efisiensi produksi meningkat hingga 300% karena mesin industri sudah tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia melainkan oleh Programmable Logic Controller (PLC). Dampaknya biaya produksi semakin rendah dan akhirnya meningkatkan jumlah pengangguran.

Dalam bidang seni musik, alat-alat musik mengalami perkembangan dengan adanya alat-alat musik yang dapat dimainkan dengan digital. Bila sekarang kita melihat alat musik seperti piano, keyboard musik dan semacamnya, itu semua adalah alat musik hasil perkembangan Revolusi Industri pada masa ini.

Lanjut di era Revolusi Industri 3.0 sudah menerapkan automated production yang berarti proses produksi sangat minim dengan tenaga manusia. Puncak perkembangannya dengan lahirnya teknologi-teknologi digital yang berdampak masif dikehidupan global.

Internet tidak lagi sekedar menghubungkan antar manusia namun sudah mampu menghubungkan manusia dengan seluruh periferal yang ada disekitarnya. Kemudian tumbuh perusahaan-perusahaan yang menawarkan automasi sistem yang berdampak luas terhadap bidang perekonomian.

Akhirnya masyarakat semakin dimudahkan dengan kecanggihan teknologi namun juga di buat manja karena sifatnya yang praktis. Tidak bisa dipungkiri juga perkembangan teknologi menyebabkan masalah-masalah lain seperti di bidang sosial dan lingkungan. Pengangguran dan kejahatan sosial terjadi sejalan semakin maraknya penggunaan teknologi. Lingkungan pun terkena imbasnya, cara manusia berinteraksi dengan alam pun ikut berubah. Kini manusia tidak perlu mendaki gunung untuk melihat puncak, cukup mengirimkan drone untuk merekam kondisi puncak lalu diremote melalui smartphone.

Kemudian polusi yang dihasilkan dari setiap penerbangan terjebak di atmosfer bumi menyebabkan perubahan suhu dan mengancam lingkungan dan kehidupan hutan dan seisinya.

Kini, Revolusi Industri sudah mencapai poin 4.0, dimana tidak hanya alat & benda lagi yang dapat dikomputerisasi tetapi organ tubuh bahkan otak manusia sudah dapat disisipkan chip dan dikelola melalui sebuah komputer. Pada masa inilah kita perlu tingkatkan kesiapan diri dalam menghadapi tantangan global yang semakin unpredictable.

Di era milenial yang begitu gampang untuk mengunggah informasi, perlu di barengi dengan filterisasi untuk mengolah setiap informasi yang benar dan keliru. Kerusakan dan masalah karena tidak hanya kepada lingkungan dan sosial melainkan kerusakan mental, cara berpikir pun terdampak kencangnya arus globalisasi. Munculnya aplikasi-aplikasi pembodohan, hoax, hate-speech, pornografi dan bullying merupakan produk buruk dari perkembangan teknologi. Korbannya adalah manusia sendiri yang pada akhirnya manusia menciptakan lubang masalah untuk dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, anak muda di era milenial harus mampu dan bersiap untuk menghadapi tantangan revolusi industri dengan meningkatkan literasi data yaitu mampu menganalisa masalah atau persoalan dan merumuskan sebuah inovasi dalam bentuk ide, gagasan ataupun karya nyata. Kemudian meningkatkan kemampuan teknologi dengan melengkapi diri dengan skill komputer untuk mengolah informasi dan meningkatkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan manusiawi atau softskill seperti pembekalan karakter, etika, sopan santun sehingga mampu berkolaborasi, beradaptasi dan menjadi arif ditengah derasnya persaingan dan tantangan di era Revolusi Industri.

Teknologi ibarat “Akselerasi” , ia mampu mempercepat perjalanan secara signifikan. Namun, kemana arah tujuan perjalanan itu hanya kita yang mampu memutuskannya. Bila, untuk tujuan yang baik misal pendidikan dan kesehatan. Maka, penerapan teknologi akan sangat membantu dengan adanya teknologi dan terobosan baru seperti Neuroscience, Bio Technologi, Micro Technology, Nano Technologi dan Artidicial Intelligence. Namun, bila tujuannya buruk maka teknologi dengan mudah menjerusmuskan dengan kecanggihan dan kekuatan yang dimiliki.

Lalu, sebuah pertanyaan hadir. Siapkah kita di era milenial ini menghadapi derasnya perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0?

Tentu, harus siap. Sebab bila tidak, kita sudah tau apa yang terjadi terhadap kita mungkin akan lebih berat dari yang di di alami oleh orang-orang masa dulu yang kehilangan pekerjaannya akibat penggunaan mesin-mesin otomatis. Masyarakat khususnya anak muda harus lebih aktif dalam menggali informasi, perluas wawasan melalui teknologi.

Di 10 tahun selanjutnya manusia tidak lagi bersaing perkerjaan dengan sesamanya namun seluruh aktivitas sehari-hari akan di ambil alih sepenuhnya oleh robot-robot pintar yang memiliki kemampuan sudah mendekati manusia seutuhnya. Kita tidak sedang menanti masa itu. Namun, tetap saja masa itu akan datang juga. Ia yang mampu survive tidak akan hanyut dalam arus globalisasi. Dan bila masa pun datang nanti, kita sudah siap menghadapinya bahkan melaluinya dengan mudah. Anak muda yang menjadi penerus langkah harapan bangsa harus selalu upgrade diri dan perluas relasi.

Secanggih apapun teknologi tidak akan pernah mampu melampaui kemampuan seorang manusia, komputer mampu berhitung namun tidak mampu bernalar. Kemampuan Softskill akan sangat membantu manusia dalam menghadapi persaingan yang ada. Tidak ada teknologi yang mampu menirukan naturalisasi manusia seperti etika, sopan santun dan kelembutan dan jangan sampai pada akhirnya manusia yang dikendalikan oleh ciptaannya sendiri.

Harry Sunaryo

An IT Enthusiast. Founder Sanggar IT Lombok, Agromina.id. System Analyst. Programmer. Writer on Lombokit.com.

Recent Posts

Merencanakan yang Terbaik untuk Anak..

Setelah menikah, mimpi yang di idam-idamkan adalah hadirnya seorang anak dan kita mengerti bahwa anak…

8 months ago

Journey: Being Father is My Dream ✨

It's been long time, senang bisa menyapa semuanya, siapa-saja, bahkan yang hanya buka blog ini…

1 year ago

Seperti Cerita Kekaisaran Mongol..

Niki sato tumindi-tumindian masarakat babagan Kekaisaran Mongol sing diwreprésèntasikaké ing pangelingan duwé dua anak mudang…

2 years ago

The Chosen: Sang Manusia-Manusia Terpilih..

Spritual Awakening, ialah state baru disaat seseorang yang baru saja tlah melewati masa-masa terendah dalam…

2 years ago

Ayah, Aku Mau Klarifikasi..

It's been ages since you are not here. I never know how to solve my…

2 years ago

Siapa Orang ini? Yang Menginspirasi Siapa Saja..

Nyatanya, saya tidak butuh banyak waktu untuk terinspirasi. Saya tidak tahu tentang dia sebelumnya bahkan…

2 years ago