Categories: FilantropiTulisan

Catatan Nguli: 7 Mitos dalam Fundraising

Fundraising (Penggalangan) adalah bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan sosial. Bahkan, bisa dikatakan Fundraising adalah ujung-tombak suatu organisasi, ia bergantung akan penggalangan yang dilakukan. Namun, tentu cukup sering kita bertanya, apakah fundraising itu hanya berbentuk uang?

Fundraising is the process of soliciting support for a cause. The cause intended to make the world a better place.
Tom Wolf, Principal at WolfBrown, Former Founding Director, New England Foundation for the Arts

Penggalangan bukan tentang meminta pendanaan untuk bisnis ataupun memperkaya investor, pemilik perusahaan atau para pemegang saham dalam organisasi. Jika seseorang punya bisnis pakaian lalu ingin membuka showroom maka itu bukan bagian dari Fundraising yang sedang kita pelajari. Namun, jika sebuah organisasi mendistribusikan pakaian-pakaian ke korban banjir dan didalamnya dibutukan pendanaan untuk inventaris dan operasional maka itu merupakan Fundraising yang kita bahas. Terlihat perbedaannya bukan? Yang pertama adalah tujuan bisnis yang lebih sukses dan memperkaya ownernya. Sedangkan yang kedua, organisasi membutuhkan uang untuk membantu orang-orang yang tidak beruntung.

Pendonor ingin mengetahui apa masalah yang ingin kita entaska, siapa yang kita layani dan mengapa itu penting?

The Seven Myths of Fundraising

Nah dalam kesempatan ini, saya berbagi catatan kecil tentang Fundraising, harapannya dengan menulisnya saya dapat lebih mengingatnya dan dapat bermanfaat bagi para penggiat sosial dimana saja. Kita akan belajar bersama tentang 7 mitos dalam Fundraising yang selama ini beredar.

Fundraising is only about getting cash.

Uang bukan hanya bentuk dari dukungan penggalangan dana, dukungan bisa saja berupa waktu, makanan, ruangan, fasilitas, tempat dan hal lainnya yang berguna untuk organisasi yang bersangkutan. Namun, memberikan sesuatu yang berupa bentuk diatas namun tidak layak bukanlah juga dari tujuan penggalangan, maka kita harus memilih apa saja yang support yang bisa kita terima ataupun tidak.

Raising money is all about knowing rich people.

Tentu salah besar bila kita berpikir bahwa sumber penggalangan hanya dari orang-orang kaya sehingga kita menargetkan hanya ke orang-orang kaya. Kita bisa memulainya dengan lingkaran terdekat dari keluarga, teman kerja, teman kuliah. Maka, tunjukkan dulu bahwa orientasi kita melibatkan mereka untuk mendapatkan dukungan, dukungannya bisa saja berupa saran kepada setiap orang-orang yang ada disekitar mereka yang bisa saja pada akhirnya mereka bisa mengarahkan kita pada orang-orang yang tepat nantinya.

In fundraising one person gives and the other receives.

Masuk akal bukan? Bila Fundraising adalah ada satu orang memberi dan satu lagi menerima? Namun nyatanya tidak begitu, Fundraising adalah sebuah transaksi dimana setiap sisi dapat memberikan sesuatu kepada satu sama lain. Misalnya, Lisa dan kelompok anak muda penyandang disabilitas menjual karya seni mereka dengan imbalan dukungan. Ketika pendonor setuju, penggalang mendapatkan dukungan dan di satu sisi pendonor mendapatkan sesuatu yang tidak berwujud, yang mungkin bernilai sama bagi para pendonor. Seperti kesempatan bagi pendonor untuk berpartisipasi, dalam sebuah organisasi yang melakukan kegiatan yang istimewa di dunia di mana dia ingin menjadi bagiannya.

You should always try to tell a donor as much about your organization or project as possible.

Semakin banyak menyampaikan nyatanya tidak baik dalam melakukan penggalangan, salah satu dasar realita adalah kebanyakan orang menyukai berbincang tentang diri mereka dan apa yang mereka sukai. Yap, pendonor tentu saja ingin mengetahui tentang organisasi kita namun pastikan ada banyak keterkaitan yang bisa kita bicarakan sesuai dengan keminatan pendonor. Maka, sebuah percakapan adalah kesempatan untuk menemukan sebanyak mungkin apa yang kita ingin ketahui tentang mereka. Untuk itu, kita juga harus persiapkan diri untuk menggiring obrolan ke area-area yang mereka sukai.

You’re making your case to a donor, statistics and facts are the only things that matter.

Benar, pendonor butuh fakta dan statistik yang kita kumpulkan, semuanya akan sangat penting di beberapa kasus, tapi cerita yang melibatkan akan lebih berkesan. Semisal, saya menghadiri penggalangan dana baru-baru ini untuk sebuah sekolah untuk anak-anak yang terganggu secara emosional dan saya berharap bila dalam waktu yang tersedia, bapak/ibu/saudara bisa hadir bersama kami. Kita bisa saja membungkus cerita yang ada dalam bentuk media audio-visual. Pendonor senang mendengar cerita-cerita tentang penerima manfaat yang merasakan dampak dari penggalangan.

A great fundraiser is an individual superstar mostly alone in achieving success.

Faktanya, Fundraising adalah sebuah team. Fundraising adalah kerja-keras, yang komposisinya 10% inspirasi dan 90% keringat. Dalam penggalangan dengan team, ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan daripada yang bisa dilakukan sendiri oleh satu orang. Bayangkan saja, sebab akan ada banyak hal yang kita lakukan. Ada perencanaan dan penyusunan strategi. Ada identifikasi prospek, baik individu maupun lembaga donor. Ada membuat kontak, ada tindak lanjut untuk merayu donor, ada penelitian, ada fase pengajuan, ada bahan desain, ada yang menjaga situs web agar up to date dan banyak lainnya.

Satu orang hanya dapat melakukan satu donor pada satu waktu, tetapi tim yang terus berkembang dapat melakukannya secara eksponensial.

Fundraising only can be done offline

Perubahan. Keberadaan internet dapat merubah banyak hal dalam penggalangan. Kita dapat melakukan kampanye penggalangan dana besar tanpa investasi uang dalam jumlah besar. Tapi misi kita tetap penting, orang-orang tetap perlu diyakinkan secara langsung, kita masih perlu mencari donor dan merawatnya.

Memahami 7 mitos tentang Fundraising diatas semoga dapat memperkaya perspektif kita dalam menjalankan kegiatan penggalangan dan tentunya ada banyak hal penting lainnya yang perlu kita pelajari seperti planning, strategi hingga sebagai persiapan untuk melakukan penggalangan, kita akan butuh team untuk membantu, menyeimbangkan atas fungsi dan peran teman-teman Tim sehingga menjadi efektif dalam membantu dan mencapai target dari penggalangan.

Harry Sunaryo

An IT Enthusiast. Founder Sanggar IT Lombok, Agromina.id. System Analyst. Programmer. Writer on Lombokit.com.

Recent Posts

Merencanakan yang Terbaik untuk Anak..

Setelah menikah, mimpi yang di idam-idamkan adalah hadirnya seorang anak dan kita mengerti bahwa anak…

7 months ago

Journey: Being Father is My Dream ✨

It's been long time, senang bisa menyapa semuanya, siapa-saja, bahkan yang hanya buka blog ini…

11 months ago

Seperti Cerita Kekaisaran Mongol..

Niki sato tumindi-tumindian masarakat babagan Kekaisaran Mongol sing diwreprésèntasikaké ing pangelingan duwé dua anak mudang…

1 year ago

The Chosen: Sang Manusia-Manusia Terpilih..

Spritual Awakening, ialah state baru disaat seseorang yang baru saja tlah melewati masa-masa terendah dalam…

2 years ago

Ayah, Aku Mau Klarifikasi..

It's been ages since you are not here. I never know how to solve my…

2 years ago

Siapa Orang ini? Yang Menginspirasi Siapa Saja..

Nyatanya, saya tidak butuh banyak waktu untuk terinspirasi. Saya tidak tahu tentang dia sebelumnya bahkan…

2 years ago